Jurusan akuntansi senantiasa menjadi salah satu jurusan kuliah favorit di tanah air. Terbukti, setiap tahunnya jurusan ini tak pernah sepi penggemar pada rumpun sosial humaniora. Omong-omong soal jurusan akuntansi, PPM School of Management juga memiliki program Sarjana Akuntansi Bisnis (SAB) yang kini telah berjalan selama hampir 12 tahun dan melahirkan banyak akuntan profesional. Kira-kira, bagaimana sih keseruan kuliah akuntansi di PPM SoM? Yuk simak curhatan para mahasiswanya di bawah ini!

Nikita Lee, mahasiswi SAB angkatan 9 menceritakan bagaimana awalnya ia memilih PPM untuk melanjutkan pendidikan. Nikita, sempat mengalami dilema antara ingin berkuliah dahulu, atau langsung bekerja. Akan tetapi, kemudian ia menyadari kompetisi yang terjadi saat ini, perusahaan akan mempertimbangkan gelar akademis dalam pekerjaan. Nikita pun melihat luasnya prospek yang dimiliki jurusan akuntansi dan ia sendiri merupakan alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan yang sama. Maka itu, Nikita tidak plin plan memilih jurusan kuliah dan bergabung dengan program SAB di PPM SoM.

Hal ini nampaknya membuka peluang lain oleh adik-adik angkatannya di sekolah. Salah satunya adalah Martin Stephen Esra, yang kini menjadi adik tingkatnya sebagai mahasiswa SAB angkatan 10. 

Lain cerita dengan Penta Parafina. Mahasiswi SAB angkatan 11 yang baru memasuki semester keduanya ini secara ‘tak sengaja’ menemukan iklan penawaran beasiswa penuh hingga lulus dari media sosial PPM SoM. Riset tentang kampus dilakukan lebih dahulu, bahkan alumni, hingga relasi yang dimiliki PPM SoM semuanya dikroscek. Penta pun memutuskan untuk mendaftar, dan voila, ia pun mendapatkan beasiswa hingga lulus juga!

Setiap jurusan memiliki ‘mitos’ tersendiri yang beredar di masyarakat, tak terkecuali akuntansi. Mitos seperti jurusan akuntansi itu sulit, ribet, dan harus berkutat dengan keuangan milik orang lain masih sering dijumpai. Menurut Martin, kuliah akuntansi tidak hanya sekadar mengurusi keuangan perusahaan saja. Sebagai calon akuntan, ia juga harus bisa mengelola keuangan dengan benar. Selain itu, studi kasus juga mengasah kemampuan berpikir kritis saat memecahkan permasalahan tersebut.

Baca juga: Dibutuhkan Perusahaan, Kenali Dulu Keahlian Profesi Akuntan

Sedangkan menurut Nikita, stigma bahwa hanya siswa yang pandai berhitung, atau berasal dari penjurusan IPS di SMA-lah yang bisa masuk jurusan akuntansi terbukti salah. Nyatanya, banyak diantara teman-teman Nikita yang berasal dari penjurusan IPA dan menorehkan prestasi pada kuliahnya sekarang. “Yang terpenting adalah selalu mau belajar,” katanya.

Pertama kali memasuki dunia perkuliahan, Nikita masih merasakan vibes yang mirip seperti di SMA. Ia masih suka memanfaatkan waktu bersama teman-teman dengan nongkrong sehabis kuliah, mencoba berbagai jajanan yang tersedia di sekitar kampus, hingga ber-Go Food ria bersama. Pada semester-semester berikutnya, barulah terasa tanggungjawab yang semakin besar sebagai mahasiswa hingga ia sering menghabiskan waktu hingga larut untuk menunaikan banyak tugas di kampus. Walau demikian, 1 hal yang paling membuat Nikita nyaman dengan lingkungan perkuliahannya: semangat kekeluargaan. Nilai ini amat dijunjung tinggi di PPM, hingga menciptakan rasa akrab dan dekat.

Tak bisa dipungkiri, transisi dari masa SMA menuju masa kuliah memiliki tantangan tersendiri. Martin pun mengakui selama SMK merupakan orang yang cenderung sulit beradaptasi, hingga perlahan mulai membuka diri melalui mata kuliah Pengembangan Diri. Ia merasakan beban tugas yang cukup besar, namun pada akhirnya ia merasa tanggung jawab tersebutlah yang akan membentuk kepribadian dan mempersiapkan kita memasuki dunia kerja. Melihat dari masa tunggu yang dibutuhkan alumni untuk mendapat pekerjaan yang cenderung singkat, maka bisa dikatakan hal inilah yang menjadikan lulusan PPM SoM memiliki nilai tambah.

Bagi Penta, kuliah akuntansi tidaklah se-boring perkiraannya. Setelah menjalani dua semester kuliah, Penta mendapati dirinya tidak hanya sibuk dengan kegiatan belajar, tetapi ia juga mendapat berbagai peluang berorganisasi dan mengikuti lomba. Selain itu, terdapat pula mata kuliah pengembangan soft skill yaitu Pengembangan Diri (Self Development) yang menurutnya amat membantu meningkatkan kualitas dirinya. Singkatnya, kehidupan perkuliahan Penta sangat jauh dari kata membosankan.

Nikita, Martin, dan Penta membagikan tips untuk belajar akuntansi yang mudah dilakukan. Pertama adalah manfaatkan latihan yang terdapat pada buku. Salah satu buku yang sering dijadikan acuan adalah “Intermediate Accounting” karya Kieso, Weygandt, dan Warfield. Di dalamnya terdapat banyak soal yang bisa dimanfaatkan agar kita lebih terbiasa dengan hitungan. Jika teman-teman bukan tipe penikmat membaca buku, cobalah bentuk study group. Memiliki grup belajar bisa meningkatkan semangat belajar karena terdapat interaksi di dalamnya. Di saat pandemi seperti ini, komunikasi bisa dijalankan secara daring melalui platform seperti Zoom Meeting dan Google Meet. Apabila terjadi perbedaan hasil dengan teman kita, dari situ dapat dipelajari letak kesalahannya.

Jadi, sudah siap menjadi mahasiswa akuntansi?