Di era yang super kompetitif kini, pengetahuan formal bukan lagi menjadi satu-satunya indikator kecakapan seseorang. Keterampilan dasar seperti keahlian  berkomunikasi dan kerjasama dalam tim menjadi keahlian yang patut dikembangkan. Semakin besar dorongan untuk mengembangkan potensi diri, akan semakin banyak pula pengalaman yang didapat selama proses tersebut. Sesekali mungkin kita merasa bosan atau lelah, namun itu bukan alasan untuk menyerah. Yuk simak perjalanan seorang M. Raihan Kusuma mengasah potensi dirinya sejak masih di bangku kuliah!

Rai, sapaan akrabnya, merupakan alumni program Joint Internasional Sarjana Akuntansi Bisnis angkatan 3 PPM School of Management dan Master Bisnis Administrasi di Fu Jen Catholic University, Taiwan. Sebelumnya, Rai merupakan mahasiswa S1 Jurusan Manajemen Bisnis, namun kemudian memutuskan untuk pindah ke jurusan akuntansi setelah menemukan ketertarikan di bidang  ilmu tersebut. 

Selepas lulus, ia mendapat kesempatan untuk langsung bekerja di salah satu  perusahaan swasta nasional sebagai Management Trainee (MT). Selang beberapa waktu, Rai memutuskan untuk menantang dirinya sendiri dan pindah kerja ke PT PP (Persero). Disana ia bekerja sebagai sales analyst.

Semangatnya untuk mempelajari hal baru sudah dimulai sejak kuliah. Rai memiliki kebiasaan menetapkan target-target yang akan dicapai dalam setahun kedepan. Target-target tersebut mencakup milestone yang harus dilewati dalam perjalanannya sebagai mahasiswa. Awalnya, kebiasaan ini ia mulai ketika menyusun action plan pada mata kuliah Pengembangan Diri (Self Development) sewaktu kuliah S1. Dahulu, Raihan merupakan pribadi yang cenderung pemalu. Untuk mengatasi rasa malu tersebut, ia mengambil peminatan relationship building pada mata kuliah Pengembangan Diri. Rai mencanangkan berbagai action plan yang akan ia lakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya. Perlahan, ia merasa semakin percaya diri menghadapi beragam tipe karakter manusia dengan keunikan wataknya. Ia merasakan manfaat nyata dari mata kuliah tersebut ketika telah memasuki dunia kerja saat ini.

Rai menceritakan persiapannya ketika hendak melanjutkan pendidikan ke Taiwan. Mulai dari tes bahasa hingga pembelajaran ekstra ia lakoni untuk mempersiapkan diri. Meskipun menguras banyak tenaga dan waktu, Raihan mengaku puas atas kerja kerasnya. Selagi muda pikirnya, cobalah lakukan berbagai hal. Kelak di kemudian hari akan membawa manfaat yang mungkin saja belum terasa saat ini. 

Baca Juga : Social Enterprise through Millennials Lens

Disamping menjalani program joint internasional, Rai juga pernah mengikuti kelas virtual pada perguruan ternama dunia. Pertama adalah Imperial College dengan mengikuti mata kuliah transformasi digital. Sedangkan kelas lainnya yang ia ikuti adalah virtual class dari Harvard University dengan mata kuliah kewirausahaan. Ilmu-ilmu mengenai tersebut dapat membawanya ke pekerjaan saat ini  di PT MRT Jakarta, sebagai Non-Rail Business Expansion Specialist.

Passion-nya di bidang business development bermula ketika Raihan bekerja sebagai seorang MT. Ia merasa kalau business development adalah ilmu yang generalis, karena harus mengetahui fungsi dari masing-masing cabang ilmu manajerial. Pengalaman ini membuatnya tersadar bahwa ada berbagai cara yang dialami seseorang untuk menemukan passion dalam dirinya. Keterbukaan terhadap peluang menjadi hal yang perlu ditingkatkan saat mencari passion dalam pekerjaan. 

Rei membagikan tips bagi teman-teman dalam mengatur waktu antara berkuliah dan berorganisasi. Pertama, susunlah skala prioritas. Lakukan aktivitas yang penting secepatnya, misal utama tugas perkuliahan berdasarkan deadline nya. Jangan ragu untuk menolak ajakan teman jika tidak masuk prioritas kita. Kedua adalah buatlah pengingat, baik berupa catatan tertulis maupun menggunakan catatan elektronik pada ponsel. Dengan begitu, kita bisa dengan mudah memantau aktivitas apa saja yang telah dan akan dikerjakan.

Baca Juga : Go Beyond Limits: Sukses Kuliah dan Berkarir di Luar Negeri

Pesan yang Rai garis bawahi untuk  teman-teman yaitu agar tidak patah semangat dan berpuas diri. Ketika kita sudah merasa nyaman berada dalam sebuah fase, jangan sampai terlena karena disaat kita bersantai orang lain tetap berlari menggapai mimpi mereka. Tidak lupa, ingat juga bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Anggaplah kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda.

Salam semangat, teman-teman!