Tiongkok telah menjadi salah satu negara maju dan sedang memperkenalkan budaya perekonomiannya di berbagai negara. Hal tersebut terlihat dari konsep One Belt One Road(OBOR) yang menjadi salah satu spirit rakyat Tiongkok, dengan tujuan menghadirkan ‘Jalur Sutera’ masa kini dengan menempatkan Tiongkok sebagai pusat perdagangan dan perekonomian.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh spirit OBOR tersebut ialah dengan meningkatnya investasi pengusaha Tiongkok di berbagai negara di dunia. Misalnya saja, investasi pebisnis Tiongkok di Indonesia masih memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan ke berbagai komoditi.

“Indonesia dan Tiongkok memiliki sejarah perdagangan yang cukup panjang. Melalui konsep OBOR yang sedang digencarkan ini, pemerintah Tiongkok membuka peluang bagi pebisnis Indonesia untuk meningkatkan ekspor berbagai komoditas ke Tiongkok,” Ujar Prof. Yang Xiaoqiang, Dekan ASEAN Studies Universitas Guangxi for Nationalities, Tiongkok, pada Selasa (29/1), di Kampus PPM School of Management, Tugu Tani, Jakarta Pusat.

Dalam paparan kuliah umumnya, Xiaoqiang menjelaskan bahwa komoditas potensial dari Indonesia yang masih belum banyak digarap pebisnis lokal ialah Buah Durian dan produk olahannya, serta olahan produk dari kelapa sawit.

“Menariknya, orang Tiongkok sangat suka makan durian, padahal di Tiongkok tidak ada pohon durian. Ini potensi bisnis besar. Selama ini masih didominasi durian dari Thailand,” Ujarnya bersemangat.

Spirit OBOR dan gencarnya investasi Tiongkok di berbagai negara, termasuk Indonesia, menjadi salah satu topik penelitian Xiaoqiang di Indonesia. Didampingi Roy Dharmawan, Xiaoqiang melakukan penelitian tentang perkembangan bisnis perusahaan Tiongkok di Indonesia.

Rencananya, penelitian ini akan bisa membantu memetakan strategi pengembangan bisnis dan hubungan ekonomi antar kedua negara.

“Prof Xiaoqiang telah memiliki banyak hasil penelitian soal Indonesia. Beliau fasih berbahasa Indonesia dan juga pernah lama tinggal di Indonesia. Hasil kajiannya akan sangat menarik dan bisa menjadi inspirasi bagi pelaku usaha dan juga pemerintahan,” Ujar Roy menambahkan.

Lebih lanjut Roy menjelaskan bahwa kunjungannya ke PPM menjadi salah satu apresiasi dan proses kolaborasi ide dalam mengembangkan berbagai kemungkinan kerjasama ke depan.

“Kami dari Guangxi University merasa terhormat telah mendapat undangan untuk sharing dan berdiskusi di PPM Manajemen,” Ujar Roy mengapresiasi.

Menurut Ciu Heny Meiria, Wakil Dekan II PPM School of Management, kegiatan kuliah umum ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Kampus PPM.

Kunjungan Prof Xiaoqiang dan tim merupakan salah satu bentuk kunjungan balasan. Pertengahan Januari lalu, rombongan PPM School of Management juga berkunjung dan berdiskusi dengan para ahli dari ASEAN Studies, Guangxi University, di Tiongkok.

“PPM senantiasa berkomitmen untuk selalu menyelenggarakan acara kuliah umum oleh pakar dan ahli di bidangnya. Dalam waktu dekat, kami juga akan mengadakan kuliah umum yang akan diisi oleh salah satu mantan petinggi Alibaba Group,” Ujar Heny menambahkan.(*)