Halo, PPMmates! Ketika kita mulai mencoba untuk mempelajari suatu bisnis, kita pasti akan menemukan banyak konsep dan strategi penting yang perlu diperhatikan, salah satunya yaitu menentukan target pasar.

Apabila telah menentukan target pasar yang hendak dituju, kita pasti bisa lebih mudah untuk menilai produk atau jasa yang akan dibuat berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh target konsumen, mengidentifikasi siapa saja yang akan menjadi kompetitor di dalam bidang yang sama, dan dapat menyesuaikan strategi pemasaran yang akan diterapkan.

Nah, kali ini kita akan mengenal sebuah model pemasaran yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital, yaitu AISAS.

Menurut Sugiyama dan Andree (2011:79), AISAS adalah formula yang dirancang untuk melakukan pendekatan secara efektif kepada target audiens dengan melihat perubahan perilaku yang terjadi khususnya terkait dengan latar belakang kemajuan teknologi internet.

Singkatnya, AISAS ialah sebuah model pemasaran terbaru yang memaparkan mengenai alur interaksi yang terjadi antara produk atau jasa yang kita tawarkan dengan konsumen. 

AISAS pertama kali digagas oleh Dentsu pada tahun 2004. AISAS merupakan singkatan dari Attention, Interest, Search, Action, and Share yang ternyata berasal dari perkembangan model pemasaran AIDMA (Attention, Interest, Desire, Memory, dan Action) yang sebelumnya juga berkembang dari model pemasaran AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action).

Keduanya dianggap lebih cocok digunakan dalam pemasaran tradisional dan tidak cukup kompatibel apabila diterapkan di era perkembangan teknologi dan digital yang amat pesat seperti saat ini. Nah, kira-kira seperti apa model pemasaran AISAS, ya? Lebih lengkapnya, mari kita bahas satu per satu variabelnya, yuk!

Awareness atau Attention

Tahap ini merupakan kondisi ketika konsumen menyadari (aware) terhadap suatu produk atau jasa tertentu. Konsumen hanya sekadar tahu dan belum memiliki ketertarikan sama sekali. Oleh karena itu, seorang marketers harus bisa mengenalkan brand, salah satunya melalui iklan yang dapat menarik perhatian konsumen dan mengikuti tren dengan media publikasi serta waktu yang tepat.

Di era digital saat ini, iklan yang umum digunakan adalah iklan PPC (pay per click), yakni iklan berbayar yang mana pemasang iklan akan dikenai biaya setiap klik pada iklan, contoh penyedia iklan PPC adalah Google Ads. Melalui pengenalan brand diharapkan konsumen dapat menuju tahap selanjutnya, yaitu interest.

Interest

Pada tahap ini, konsumen akan tertarik terhadap suatu produk atau jasa yang diiklankan dan akan menimbulkan dua kemungkinan. Pertama, konsumen merasa tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut terkait produk atau jasa yang bersangkutan. Kedua, konsumen merasa tertarik, tetapi tidak berniat untuk mengetahui lebih lanjut.

Oleh karena itu, marketers harus bisa mengembangkan ketertarikan konsumen seperti dengan membangun website atau akun sosial media yang eye-catching, unik, dan menyenangkan sehingga konsumen merasa tertarik dengan informasi yang disajikan. 

Search

Seusai konsumen merasa tertarik, mereka akan mencoba untuk mencari tahu lebih dalam mengenai produk atau jasa tersebut. Salah satunya melalui search engine seperti Google. Perkembangan teknologi dan internet telah menjangkau kemudahan tersebut sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi tambahan dengan mudah dan cepat seperti product review hingga harga yang dapat membantu konsumen dalam pengambilan keputusan. 

Action

Setelah memperoleh informasi yang cukup, akhirnya kita memasuki proses yang paling penting, yaitu action. Action direpresentasikan sebagai tindakan dari konsumen berupa pembelian produk atau jasa kita. Maka penting bagi sebuah bisnis untuk selalu menjaga komitmen untuk menyajikan pelayanan terbaik agar dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen.

Share

Selanjutnya, sesudah menggunakan produk atau jasa kita, konsumen akan membagikan pengalamannya dan memberikan penilaian berupa feedback, testimoni, dan lain sebagainya, baik berupa kepuasan maupun kekecewaan.

Nantinya, hal-hal yang disampaikan tersebut akan tersebar sehingga terciptalah word of mouth sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen lain sebelum menggunakan produk atau jasa kita. Melalui share tersebut secara tidak langsung mereka juga turut menjadi bagian yang memasarkan produk atau jasa kita secara sukarela sehingga dapat menjangkau target yang lebih luas lagi.

Supaya PPMmates semakin memahami konsep dari AISAS, berikut ini disajikan sebuah contoh dari alur AISAS sehingga dapat semakin memahami penjelasan di atas dan mampu menerapkan konsep dengan tepat.

Variabel AISASContoh Kasus
AttentionClara melihat iklan produk kecantikan A di Twitter.
InterestClara tertarik ingin mengetahui tentang produk kecantikan A sehingga ia menjelajahi akun Twitter produk kecantikan tersebut.
SearchClara mencari tahu lebih lanjut informasi yang lebih spesifik mengenai produk kecantikan A melalui Google, seperti bahan-bahan, review dari pengguna lainnya, hingga efek samping dari produk kecantikan tersebut.
ActionClara memutuskan untuk membeli produk kecantikan A setelah merasa yakin dengan kualitasnya berdasarkan informasi-informasi mengenai produk yang telah diperoleh melalui Google ataupun sosial media.
ShareClara membagikan pengalamannya setelah membeli ataupun menggunakan produk kecantikan A di sosial media miliknya. 

Demikianlah penjelasan mengenai model pemasaran yang sering digunakan saat ini, yakni AISAS. Semoga pembahasan tersebut dapat berguna dan semakin meningkatkan pemahaman PPMmates, ya!

Referensi: 

Anugerah, 2018, Marketing Funnel AISAS, Model Baru Di Dunia Digital, Sandblog, diakses pada 21 Juni 2021, https://sandblog.com/digital-marketing/marketing-funnel-aisas-model-baru-di-dunia-digital/

Meilyana, 2018, AISAS Model, Binus Business School, diakses pada 21 Juni 2021, https://bbs.binus.ac.id/gbm/2018/08/13/aisas-model/