Kuliah dan Berbisnis ala Co-Founder Kawa BBQ!
Bagi sebagian orang, untuk memulai sebuah bisnis dibutuhkan pengalaman yang cukup serta modal yang besar. Lokasi yang strategis serta kecocokan dengan selera masyarakat turut menjadi pertimbangan. Akan tetapi, ada satu hal yang menjadi penentu dari semua kriteria tersebut, yaitu… keberanian memulai!
Kurang lebih begitulah kata sakti yang dilontarkan Abdul Rahman Halim dan Achmad Zainul Fikri, dua orang perwakilan dari co-founder Kawa BBQ. Halim dan Fikri, sapaan akrab mereka adalah mahasiswa Sarjana Manajemen Bisnis angkatan 12 PPM School of Management. Bersama dengan 2 orang rekan lainnya mereka memutuskan untuk melanjutkan bisnis F&B dengan menu smoked beef yang awalnya dirintis sebagai praktek dari mata kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) pada semester 5. Setelah kelas ini selesai, mereka memutuskan untuk meneruskan kiprah Kawa BBQ secara profesional.
Baca Juga : From Leisure to Treasure: It’s Not Just about Holiday, but a Purposeful Journey Following
Sebelum memutuskan untuk berbisnis produk smoked beef, tim Kawa telah lebih dulu melakukan riset dan percobaan selama kurang lebih 7 bulan. Keunikan dari produk smoked beef ala Kawa ialah proses pemasakan yang memakan waktu hingga 12 jam. Hingga kini, produk smoked beef yang benar-benar diolah dengan asap dalam waktu lama belum banyak hadir di Indonesia. “Belum hype,” ucap Halim. Lalu, untuk membedakan dengan produk smoked beef lainnya Kawa menggabungkan 2 kultur rasa yaitu Texas BBQ dengan sambal khas Indonesia seperti sambal maung dan sambal bawang. Packaging-nya pun berbentuk rice box kekinian yang praktis dibawa ke mana saja.
Fikri bercerita bagaimana pada awal menjalankan Kawa ia dan rekan-rekannya secara bergantian melakukan proses 12 jam pemasakan. “Biasanya kami mulai masak jam 8 malam. Segala sesuatunya harus selalu di cek seperti api jangan sampai mati, asap jangan sampai pudar, bahkan suhunya juga harus selalu konstan. Kalau sedang ada tugas kuliah biasanya langsung kita kerjakan bersama disitu. Jadinya kami bekerja bergantian memantau proses pemasakan,” katanya. Terkadang wangi aroma daging panggang menggoda mereka untuk mencicipi sepotong kecil daging. “Tapi itu dulu. Sekarang sih mencium aromanya saja kita sudah kenyang,”.
Berawal dari praktek mata kuliah entrepreneurship di PPM, Kawa kemudian membuka gerai pertamanya di kawasan Senen. Performa awal yang dirasa pun cukup baik dan memuaskan. Setelah beberapa waktu, kawasan tersebut dirasa kurang representatif di masa yang akan datang. Untuk mengatasi hal ini, pada bulan Mei 2020 gerai Kawa pindah ke kawasan Rawamangun. Namun, muncul penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam dua minggu beroperasi hingga seluruh tim memutuskan untuk menghentikan segala kegiatan selama satu bulan penuh. Menanggapi ancaman bisnis tersebut, Kawa BBQ segera melakukan strategic planning penjualan dengan mengeluarkan produk frozen food. Produk inovasi frozen food Kawa BBQ ada dua jenis yaitu ukuran 250 gram dan 500 gram yang sudah lengkap dengan saus barbekyu dan sambal. Pemasaran secara gencar dilakukan melalui platform daring sejak bulan Mei. Setelah memasuki masa PSBB transisi, gerai Kawa kembali buka dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Kesigapan Kawa BBQ dalam merespon perubahan yang terjadi menjadi poin penting agar bisnis dapat tetap berjalan meskipun di tengah pandemi.
Baca Juga : Active Life with Aktivin: How Virtual-based Sports Becomes Trends in Society
Selain berinovasi dalam produk, Kawa BBQ pun mencari peluang lain yang dapat meningkatkan brandingnya dengan mengikuti kompetisi. Pada bulan Agustus 2020 lalu, Kawa BBQ mengikuti sebuah kompetisi yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi RI (Kemenristekdikti). Proposal yang diserahkan oleh tim Kawa BBQ berhasil masuk dalam daftar 300 usaha yang dibiayai oleh Kemenristekdikti mengalahkan 1000 partisipan lainnya. Nominal yang didapatkan pun cukup untuk pembiayaan operasional dan pengembangan usaha Kawa BBQ.
Halim dan Fikri pun berbagi tips dan trik bagi teman-teman yang ingin menjalankan bisnis sejak masih kuliah. Pertama adalah manajemen waktu. Tentukan kegiatan mana yang mau dilaksanakan lebih dahulu. Kedua, ketahui prioritas. Jika sebuah bisnis didapatkan dari kegiatan berkuliah, maka utamakanlah kuliah dahulu. Namun pastikan kegiatan bisnis tidak benar-benar terlepas dari tanggung jawab. Lakukanlah dengan konsisten, sabar, dan berani. Tak perlu dengarkan setiap komentar orang, karena semua memiliki segmennya sendiri-sendiri. Ketiga, ciptakanlah lingkungan senyaman mungkin. Carilah teman yang suportif dan bisa diajak berbisnis. Kemudian, jangan patah semangat. Banyaknya tugas kuliah memang melelahkan, namun yakinlah bahwa selalu ada jalan untuk mengatasinya. Terakhir, jangan lupa untuk berdoa. Kekuatan doa adalah sumber kelancaran aktivitas yang akan kita lakukan.
Baca Juga : PPM School of Management Meraih Akreditasi Unggul
Dari dua co-founder Kawa BBQ, kita dapat mengetahui bahwa menjalankan bisnis yang dimulai saat kuliah bukanlah hal yang tidak mungkin. Jika dilakukan dengan konsisten, inovatif, dan seimbang dengan kegiatan perkuliahan maka tentu bisnis tersebut dapat terus berjalan dalam waktu yang lama.
Sukses terus untuk Kawa BBQ!
Ditulis oleh: Karima Salsabila R (Mahasiswa SMB Angkatan 15)