Siklus Akuntansi: Pengertian dan Tahapan Prosesnya
Seorang akuntan akan sering melakukan sejumlah tugas untuk mengumpulkan data keuangan. Pengumpulan dan pemrosesan data secara metodis selama jangka waktu tertentu tersebut merupakan siklus akuntansi.
Saat membuat laporan keuangan perusahaan, siklus akuntansi memainkan peran penting. Meski perannya signifikan, banyak bisnis terus mengabaikan hal ini.
Catatan keuangan biasa mungkin tidak cukup untuk merumuskan dan menerapkan keputusan bisnis yang bermanfaat untuk memperluas operasional usaha. Oleh karena itu, laporan keuangan untuk organisasi harus siap dengan menggunakan siklus ini.
Namun, apa sebenarnya siklus akuntansi itu? Bagaimana tahapan siklus akuntansi? Silakan baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi dapat kamu artikan sebagai setiap tindakan akuntansi dalam suatu perusahaan yang harus mereka identifikasi, analisis, dan catat menggunakan proses yang berulang. Siklus ini berlangsung dalam kurun satu tahun kalender.
Semua prinsip, peraturan, metode, dan teknik akuntansi perusahaan gunakan pada kurun waktu tersebut untuk mencatat semua aktivitas akuntansi yang terkait dengan bisnis. Siklus ini biasanya mulai dengan pembukaan buku di awal tahun dan berakhir dengan jurnal penutup.
Selama perusahaan beroperasi, prosedur akuntansi ini akan mereka lakukan terus menerus. Akibatnya, proses tersebut menjadi sebuah siklus. Keberadaan siklus tersebut dapat membantu pemilik usaha dalam mengkaji situasi keuangan perusahaan.
Menurut Dina Fitria (2014:28), siklus akuntansi mengacu pada tahapan kegiatan akuntansi yang dimulai segera setelah transaksi terjadi dalam suatu entitas. Tahapan ini terdiri dari pencatatan, penggabungan, pengikhtisaran data keuangan yang telah terproses sebelumnya, dan pelaporan.
Sedangkan menurut Rahman Pura (2013:18) berpendapat bahwa siklus akuntansi adalah seperangkat tugas dan tahapan akuntansi yang terjadi secara sistematis. Tahapan tersebut mulai dengan pencatatan akuntansi dan diakhiri dengan penutupan pembukuan.
Pentingnya Siklus Akuntansi bagi Bisnis
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, siklus akuntansi memegang peran yang sangat penting. Mengapa? Karena siklus ini adalah tulang punggung dari pengelolaan keuangan yang baik. Bayangkan jika perusahaan Anda adalah sebuah mobil, maka siklus akuntansi adalah mesin yang membuatnya tetap berjalan lancar. Tanpa mesin yang baik, mobil tidak akan bergerak jauh, bukan?
Menjaga Kesehatan Keuangan
Siklus akuntansi membantu menjaga kesehatan keuangan perusahaan. Dengan mencatat setiap transaksi secara rinci, Anda dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan lebih akurat. Ini seperti memiliki laporan kesehatan lengkap untuk bisnis Anda. Apakah ada keuntungan? Berapa biaya yang dikeluarkan? Semua ini bisa dijawab dengan siklus akuntansi yang tepat.
Membantu Pengambilan Keputusan
Keputusan bisnis yang baik selalu didasarkan pada data yang akurat. Dengan siklus akuntansi yang berjalan dengan baik, Anda memiliki akses ke informasi keuangan yang dapat diandalkan. Misalnya, apakah perlu menambah inventaris atau melakukan investasi baru? Data keuangan yang akurat membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis.
Memenuhi Kewajiban Hukum dan Regulasi
Setiap perusahaan harus memenuhi berbagai kewajiban hukum dan regulasi, termasuk pelaporan keuangan. Siklus akuntansi memastikan bahwa semua transaksi dicatat dan dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ini membantu perusahaan menghindari masalah hukum dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Mengurangi Risiko Kesalahan
Dengan menggunakan teknologi dan software akuntansi, siklus akuntansi dapat dijalankan dengan lebih efisien dan akurat. Ini mengurangi risiko kesalahan manusia dalam pencatatan transaksi. Bayangkan betapa repotnya jika ada kesalahan pencatatan yang membuat laporan keuangan tidak akurat. Dengan siklus akuntansi yang baik, risiko ini bisa diminimalkan.
Meningkatkan Transparansi
Transparansi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan, termasuk investor, kreditur, dan karyawan. Siklus akuntansi yang baik memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan dapat diaudit dan diverifikasi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan Anda dikelola dengan baik dan dapat dipercaya.
Studi Kasus: Contoh Nyata
Mari kita lihat contoh nyata. Perusahaan XYZ yang bergerak di bidang manufaktur selalu mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan. Setelah menerapkan siklus akuntansi yang baik, mereka dapat melihat dengan jelas area mana yang memerlukan perbaikan dan di mana mereka dapat menghemat biaya. Hasilnya? Keuntungan mereka meningkat 20% hanya dalam satu tahun.
Perbedaan Siklus Akuntansi dan Proses Akuntansi
Dua kata yang secara konsisten digunakan dalam literatur akuntansi pengantar dan literatur akuntansi keuangan adalah siklus akuntansi dan proses akuntansi. Kedua frasa tersebut mengacu pada seperangkat prosedur yang berguna untuk memproses data transaksi dan menghasilkan laporan keuangan.
Istilah siklus akuntansi dan proses akuntansi ini pun cukup mirip. Untuk menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode, proses akuntansi memerlukan sejumlah proses yang sedang berlangsung untuk memproses data transaksi.
Sementara itu, siklus akuntansi melanjutkan rangkaian kegiatan yang sama, tetapi dilanjutkan dengan aktivitas tambahan untuk memastikan bahwa catatan akuntansi disiapkan untuk digunakan pada periode mendatang. Aktivitas tambahan adalah pembuatan jurnal pembalik dan posting jurnal tersebut ke akun yang sesuai.
Baca juga: Prinsip Dasar Akuntansi, Yuk Ketahui
Jenis Siklus Akuntansi
Setelah kamu mengetahui pengertian siklus akuntansi, sebaiknya kamu juga mengetahui jenis dari siklus ini, antara lain sebagai berikut:
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah bisnis yang tidak memiliki kepemilikan dan menyediakan produk yang tidak berwujud. Jadi, meskipun tidak berwujud dan abstrak, barang yang dipasarkan tetap memiliki keuntungan bagi masyarakat umum atau pelanggan.
Jasa profesional seperti akuntan, jasa perjalanan wisata seperti transportasi tradisional, bimbingan belajar di bidang jasa pendidikan, dan masih banyak lagi adalah contoh perusahaan jasa.
Masih ada sebagian orang yang percaya bahwa bisnis jasa tidak memerlukan siklus akuntansi, bisa jadi karena barang yang dikirimkan bersifat abstrak. Sedangkan, penyedia jasa sendiri sangat diuntungkan dari hal tersebut.
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Barang yang perusahaan dagang tawarkan tentu berwujud dan dapat konsumen miliki. Oleh karena itu, perusahaan dagang adalah bisnis yang melakukan kegiatan pembelian, penyimpanan, dan juga penjualan barang.
Biasanya, akun seperti penjualan, biaya persediaan, dan harga pokok penjualan termasuk dalam siklus akuntansi perdagangan.
Tantangan dalam Menerapkan Siklus Akuntansi
Menerapkan siklus akuntansi dalam sebuah perusahaan bisa jadi tidak selalu mudah. Ada berbagai tantangan yang sering dihadapi oleh para akuntan dan pemilik bisnis. Yuk, kita bahas apa saja tantangan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya dengan bijak!
1. Kompleksitas Transaksi Keuangan
Dalam bisnis yang berkembang, transaksi keuangan bisa sangat kompleks dan bervariasi. Mulai dari transaksi harian hingga investasi besar, semuanya perlu dicatat dengan akurat. Tantangan ini bisa menjadi lebih rumit jika perusahaan memiliki berbagai sumber pendapatan dan pengeluaran.
Solusi: Gunakan software akuntansi yang dapat mengelola berbagai jenis transaksi dengan mudah. Software ini dapat membantu mengotomatisasi pencatatan dan mengurangi kemungkinan kesalahan.
2. Kesalahan Manusia
Meskipun teknologi semakin canggih, faktor manusia tetap bisa menyebabkan kesalahan. Kesalahan pencatatan, salah posting, atau pengabaian transaksi bisa berdampak besar pada laporan keuangan.
Solusi: Pelatihan dan pendidikan terus menerus bagi staf akuntansi sangat penting. Selain itu, implementasi sistem double-check dan review berkala dapat membantu mengurangi kesalahan manusia.
3. Perubahan Regulasi dan Standar Akuntansi
Regulasi dan standar akuntansi dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan ini dapat mempengaruhi cara perusahaan mencatat dan melaporkan transaksi keuangan.
Solusi: Selalu up-to-date dengan perubahan regulasi dan standar akuntansi. Mengikuti seminar, workshop, dan berlangganan newsletter dari lembaga akuntansi bisa membantu perusahaan tetap terinformasi.
4. Pengelolaan Data yang Besar
Perusahaan besar biasanya memiliki volume data yang sangat besar. Mengelola data ini bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam memastikan semua data dicatat dan disimpan dengan benar.
Solusi: Investasi dalam teknologi big data dan cloud storage bisa membantu mengelola data dengan lebih efisien. Selain itu, pastikan ada sistem backup yang handal untuk mencegah kehilangan data.
5. Keterbatasan Sumber Daya
Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankan siklus akuntansi dengan optimal. Kekurangan tenaga kerja, teknologi, atau dana bisa menjadi hambatan.
Solusi: Outsourcing fungsi akuntansi ke pihak ketiga bisa menjadi alternatif yang efektif. Selain itu, prioritas alokasi sumber daya pada aspek akuntansi yang paling penting bisa membantu mengatasi keterbatasan.
Tahapan Siklus Akuntansi
Segala sesuatu yang termasuk dalam bidang akuntansi dicatat selama periode tertentu dengan menggunakan prinsip, aturan, proses, metode, dan teknik akuntansi.
Siklus akuntansi biasanya mulai dengan transaksi dan berakhir dengan pembuatan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, saldo harus selesai pada jurnal penutup atau saat mencapai jurnal pembalik.
Gambar siklus akuntansi secara umum ditunjukkan pada bagan di atas. Adapun deskripsi setiap siklus dijelaskan di bawah ini.
1. Identifikasi Transaksi
Identifikasi setiap transaksi adalah tahap pertama siklus akuntansi. Akuntan harus secara akurat menyelesaikan tugas identifikasi ini, yang dapat mereka lakukan dengan melacak setiap transaksi yang terjadi.
Transaksi akuntansi yang kamu catat yakni transaksi yang secara langsung memengaruhi perubahan status keuangan perusahaan dan kamu evaluasi secara objektif. Untuk melakukan identifikasi, transaksi juga harus memuat dokumentasi transaksi.
Kwitansi, faktur, nota, dan dokumen lain yang sah dalam bidang akuntansi dapat berguna sebagai bukti transaksi ini. Oleh karena itu, setiap transaksi akuntansi harus mencakup dokumentasi transaksi yang dapat akuntan catat dan identifikasi, terutama yang terkait dengan perubahan situasi keuangan perusahaan..
2. Menganalisis Transaksi
Setelah mencatat transaksi, tahapan selanjutnya dari siklus akuntansi adalah memeriksa setiap transaksi yang telah dilakukan. Sebab, dalam mengambil keputusan, analisis transaksi dapat berdampak pada situasi keuangan perusahaan.
Double-entry system digunakan dalam akuntansi sebagai metode pencatatan. Oleh karena itu, transaksi akuntansi memengaruhi debit dan kredit keuangan dengan cara yang sama. Secara sistematis, menggunakan persamaan seperti:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal
Langkah siklus akuntansi selanjutnya setelah kamu menyelesaikan analisis transaksi adalah mencatat setiap transaksi dalam jurnal keuangan. Jurnal adalah catatan kronologis transaksi selama periode waktu tertentu yang berguna dalam akuntansi. Sedangkan, penjurnalan adalah tindakan memasukkan informasi tersebut.
Setiap transaksi terbagi menjadi dua kategori selama proses penjurnalan, yakni debit dan kredit. Kamu dapat menuliskan pencatatan ini dalam jurnal umum.
Tanpa menghilangkan transaksi apapun, pencatatan harus kamu lakukan secara sistematis dan hati-hati. Sehingga, kamu akan menerima jumlah debit dan kredit yang sama pada masa akhir.
4. Membukukan Jurnal Penyesuaian ke Buku Besar
Kemudian, siklus akuntansi selanjutnya adalah memindahkan semua transaksi dari jurnal ke buku besar setelah kamu catat.
Buku besar sering dapat dianggap sebagai sekelompok rekening pembukuan yang merinci aset tertentu yang dilaporkan dalam satu periode. Tidak diragukan lagi bahwa terdapat berbagai daftar rekening buku besar dalam sebuah perusahaan.
Pada tahapan siklus akuntansi ini, nomor-nomor kode tertentu diberikan untuk setiap rekening yang ada di buku besar. Tujuannya, untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal. Selain itu, jika transaksi akuntan catat dalam buku besar, akan lebih mudah untuk memeriksanya kembali atau melihat referensi terkait.
5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian adalah langkah-langkah berikutnya dalam tahapan proses akuntansi yang harus seorang akuntan selesaikan. Setiap saldo akun dalam buku besar untuk periode waktu tertentu tercantum dalam neraca saldo.
Saldo buku besar bersatu dan harus dalam keadaan yang sama saat membuat neraca saldo. Selain itu, kamu harus membuat pencatatan dalam jurnal penyesuaian jika ternyata beberapa transaksi belum tercatat atau jika menemukan kesalahan dalam neraca saldo.
Jurnal penyesuaian ini bersifat berkala dengan menggunakan metode yang sama seperti jurnal biasa. Hasilnya, laporan keuangan menjadi aktual setelah dimasukkan ke dalam jurnal penyesuaian.
6. Membuat Neraca Saldo Penyesuaian Serta Laporan Keuangan
Pembuatan laporan penyesuaian dan laporan keuangan adalah fase berikutnya dalam siklus ini. Buku neraca saldo yang telah kamu buat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian menjadi dasar penyusunan neraca penyesuaian.
Tergantung pada posisinya, saldo terbagi menjadi aktiva dan pasiva. Kemudian, kamu susun sehingga kedua saldo jumlahnya sama besar. Jumlah keseluruhan dalam aktiva dan pasiva harus diperhitungkan saat menyusun neraca saldo penyesuaian ini.
Jika tidak, akan terjadi kesalahan perhitungan sehingga laporan keuangan tidak dapat kamu buat. Setelah aktiva dan pasiva dalam buku neraca saldo sama, maka laporan keuangan ini bisa mulai dibuat.
Banyak laporan, termasuk laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas, disiapkan sebagai bagian dari laporan keuangan. Setelah itu, kemudian kamu lanjut ke tahap terakhir, yaitu pembuatan jurnal penutup dalam proses akuntansi.
7. Menyusun Jurnal Penutup
Seorang akuntan harus menyiapkan jurnal penutup sebagai langkah terakhir pada tahapan siklus akuntansi ini. Pada akhir periode akuntansi, jurnal penutup ini kamu buat dengan menutup rekening nominal atau rekening laba rugi. Kamu dapat menutup kedua akun dengan menyetel nilai setiap rekening ke nol.
Rekening ini akan ditutup untuk melihat aliran di sumber untuk periode akuntansi yang masih berjalan. Jurnal penutup ini dapat kamu gunakan untuk mengevaluasi setiap tindakan yang kamu lakukan selama periode setelah rekening tutup. Dalam siklus berikutnya, jurnal penutup dapat membantu awal baru periode selanjutnya
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Dalam siklus akuntansi, tahap ini bersifat opsional. Setelah jurnal penutup kamu buat, kamu nantinya akan menyusun neraca saldo. Isi neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening buku besar yang ada setelah jurnal penutup.
Singkatnya, neraca saldo hanya menunjukkan saldo untuk rekening yang permanen saja. Tujuan adanya penyusunan ini adalah untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan tentang keseimbangan saldo. Oleh karena itu, tahapan siklus akuntansi ini bersifat opsional.
9. Buat Jurnal Pembalik
Sama halnya seperti menyusun neraca saldo setelah penutupan, tahap siklus akuntansi ini juga opsional. Jurnal pembalik dibuat untuk memudahkan pencatatan transaksi tertentu yang akan terjadi berulang kali pada periode berikutnya.
Jurnal pembalik ini sering dilakukan pada awal periode berikutnya. Selain itu, jurnal penyesuaian dapat kamu gunakan sebagai acuan dalam pembuatan jurnal ini, yang mana setiap transaksi dalam jurnal penyesuaian akan kamu balik.
Lalu, dalam jurnal pembalik, transaksi yang awalnya kredit dan tercatat dalam jurnal penyesuaian akan berubah menjadi debit.
Simak juga: Prospek Kerja Akuntansi dengan Gaji yang Menjanjikan!
Kasus Studi atau Contoh Nyata
Menerapkan siklus akuntansi dalam bisnis bukan hanya teori di atas kertas. Mari kita lihat beberapa contoh nyata bagaimana siklus akuntansi membantu perusahaan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Kisah-kisah ini menunjukkan betapa pentingnya proses ini dalam dunia bisnis yang sesungguhnya.
Contoh 1: Perusahaan Manufaktur ABC
Perusahaan Manufaktur ABC adalah salah satu pemain besar di industri alat elektronik. Sebelum menerapkan siklus akuntansi yang terstruktur, mereka sering menghadapi masalah dalam mengelola inventaris dan biaya produksi. Ini menyebabkan ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan mengganggu pengambilan keputusan.
Langkah-langkah yang Diambil:
-
- Identifikasi Transaksi: ABC mulai mencatat semua transaksi, termasuk pembelian bahan baku, biaya produksi, dan penjualan produk.
- Pencatatan dalam Jurnal: Setiap transaksi dicatat dalam jurnal umum dan jurnal khusus untuk biaya produksi.
- Posting ke Buku Besar: Data dari jurnal dipindahkan ke buku besar untuk memberikan gambaran lengkap tentang posisi keuangan.
- Jurnal Penyesuaian: Menjelang akhir periode, mereka membuat jurnal penyesuaian untuk memperbaiki kesalahan dan mencatat beban yang belum terakui.
- Laporan Keuangan: Berdasarkan data yang telah disesuaikan, ABC menyusun laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Hasilnya: Setelah menerapkan siklus akuntansi, Perusahaan ABC dapat melihat dengan jelas area mana yang perlu diperbaiki. Mereka menemukan bahwa biaya produksi dapat ditekan dengan mengelola inventaris lebih efisien. Keuntungan meningkat sebesar 15% dalam satu tahun dan pengambilan keputusan menjadi lebih tepat.
Contoh 2: Perusahaan Jasa XYZ
Perusahaan Jasa XYZ bergerak di bidang konsultasi bisnis. Sebelum menerapkan siklus akuntansi, mereka sering kesulitan dalam mengelola tagihan dan pembayaran klien, yang menyebabkan masalah arus kas.
Langkah-langkah yang Diambil:
-
- Identifikasi Transaksi: Setiap transaksi, termasuk penerimaan pembayaran dari klien dan pembayaran untuk layanan pihak ketiga, dicatat.
- Pencatatan dalam Jurnal: Transaksi dicatat dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pembayaran kas.
- Posting ke Buku Besar: Data dari jurnal dipindahkan ke buku besar untuk memantau arus kas dengan lebih baik.
- Jurnal Penyesuaian: Pada akhir periode, mereka membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan yang belum diterima dan biaya yang belum dibayar.
- Laporan Keuangan: Berdasarkan jurnal penyesuaian, XYZ menyusun laporan arus kas yang lebih akurat.
Hasilnya: Dengan siklus akuntansi yang terstruktur, Perusahaan XYZ dapat memantau arus kas dengan lebih baik. Mereka menemukan bahwa banyak tagihan terlambat yang dapat segera ditagih. Arus kas menjadi lebih stabil dan perusahaan mampu mengelola keuangan dengan lebih baik.
Sudah Tahu Siklus Akuntansi?
Pembuat kebijakan dalam organisasi dapat memanfaatkannya sebagai alat pengambilan keputusan dengan melakukan siklus akuntansi yang tepat.
Tentunya setiap langkah dalam pencatatan pembukuan perusahaan harus memperhatikan tahapan siklus akuntansi seperti penjelasan di atas. Tujuan akhir dari semua catatan pembukuan ini adalah untuk memberikan laporan keuangan yang akurat untuk perusahaan.
Jika kamu langsung menggunakan siklus ini di perusahaan kamu, mempelajari atau memahaminya akan lebih mudah. Selain itu, harus digaris bawahi bahwa pelaksanaan pencatatan siklus ini tidak dapat terpisah dari prinsip-prinsip dasar akuntansi.
Namun kesimpulannya, penting untuk memahami siklus ini dan bagan yang ada. Terutama untuk jenis bisnis kamu terlepas dari jenis perusahaan yang kamu jalankan, apakah itu perusahaan manufaktur, jasa perusahaan, atau perusahaan perdagangan.
Dapatkan pemahaman mendalam tentang akuntansi dan tingkatkan kualitas keputusan bisnis Anda dengan bergabung di PPM School of Management untuk kuliah sarjana akuntansi. Siklus akuntansi memainkan peran krusial dalam menyusun laporan keuangan yang akurat, namun banyak bisnis yang mengabaikannya. Dengan mengikuti program kami, Anda akan memahami setiap tahapan siklus akuntansi dan dapat memanfaatkannya sebagai alat pengambilan keputusan yang handal untuk kemajuan bisnis Anda. Daftar sekarang dan raih kesempatan untuk mengasah kemampuan akuntansi Anda di PPM School of Management!